Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tokoh Agama Sampaikan Aspirasi ke Prabowo: Pajak Berat, Korupsi, dan Flexing Pejabat

02 September 2025 | 16:40 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-02T09:40:07Z
Tokoh lintas agama bertemu Presiden Prabowo di Istana Merdeka bahas pajak, korupsi, kenaikan tunjangan DPR, hingga UU Perampasan Aset. Aspirasi rakyat disampaikan langsung dan ditanggapi Presiden. (Foto: Biro Pers Presiden) 

Solidaritas.Online - Para tokoh lintas agama bertemu Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Senin (1/9), untuk membicarakan isu-isu strategis bangsa. Mulai dari pajak, korupsi, hingga perilaku pejabat negara menjadi sorotan utama dalam dialog yang berlangsung terbuka. 

Pertemuan ini dihadiri pimpinan ormas besar seperti PBNU, PGI, MATAKIN, Wahdah Islamiyah, dan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Dialog Terbuka Bahas Pajak hingga Korupsi

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jacklevyn Frits Manuputty, menyebut forum berlangsung penuh keterbukaan.

“Dalam pertemuan, kami bicara sangat terbuka, sangat transparan, karena Presiden juga berbicara dengan sangat transparan, apa yang beliau rasakan, apa yang beliau lihat. Kami bicara tentang pajak yang memberatkan rakyat. Kami bicara tentang korupsi. Kami bicara tentang kepongahan dan perilaku pejabat di ruang elit, flexing, dan lain-lain,” ujarnya.

Jacklevyn juga menyinggung isu kenaikan tunjangan DPR yang turut dibahas bersama Presiden dan Ketua DPR.

“Kami juga bicara tentang kenaikan tunjangan DPR dan lain-lain, karena ada Ibu Ketua DPR di situ. Itu ditanggapi oleh Presiden, termasuk oleh Ibu Ketua DPR, untuk betul-betul mengelola itu ke depan,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen Prabowo untuk mendorong pengesahan Undang-Undang Perampasan Aset.

“Presiden juga berjanji, misalnya terkait Undang-Undang Perampasan Aset, beliau akan sungguh-sungguh mengerjakan dan memperjuangkannya bersama dewan,” ungkap Jacklevyn.

Aspirasi Didengar Langsung Presiden

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, menegaskan aspirasi masyarakat tersampaikan langsung dalam forum tersebut.

“Aspirasi-aspirasi dan harapan-harapan telah disampaikan kepada Presiden dalam pertemuan yang cukup panjang tadi. Presiden juga rupanya sudah mendengar dan memahami sebagian besar dari aspirasi-aspirasi tersebut. Bahkan kemudian, di samping menjawab semua pertanyaan dan persoalan, beliau juga menunjukkan bahwa sudah ada langkah-langkah yang telah dilakukan bukan hanya oleh Presiden, tetapi juga oleh lembaga-lembaga negara yang lain seperti DPR,” jelas Yahya.

Ia juga menekankan pentingnya peran tokoh agama untuk ikut menenangkan masyarakat.

“Yang kami harapkan selanjutnya tentu saja adalah bahwa sesudah ini gestur pemenuhan keinginan dari rakyat, dari masyarakat itu, segera ditunjukkan lebih kuat lagi sehingga masyarakat juga menjadi lebih tenang. Pada saat yang sama, kami semua dari para pemimpin agama bersiap bersiaga untuk ikut berkontribusi dalam membina dan mengarahkan umat kami serta masyarakat pada umumnya agar bisa lebih tenang,” katanya.

Pertemuan Inisiatif Ormas, Bukan Undangan Presiden

Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun Rasmin, menegaskan pertemuan ini merupakan inisiatif ormas-ormas keagamaan, bukan undangan Presiden.

“Kamilah yang berinisiatif, bahkan sejak beberapa bulan lalu berkumpul di PBNU dan PP Muhammadiyah untuk bertemu Bapak Presiden, tadinya membicarakan tentang genosida di Gaza. Tetapi begitu ada masalah yang terjadi di negeri kita ini, kami lebih kuat lagi bersepakat untuk segera bertemu beliau, menyampaikan juga masalah Palestina, tetapi lebih banyak membicarakan kondisi negeri kita,” ujarnya.

Zaitun juga menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban dalam aksi demonstrasi di sejumlah daerah.

“Kami juga menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh korban dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah, termasuk kepada yang luka-luka dan yang mengalami kerugian secara ekonomi,” tambahnya.

Pesan Moral dari Parisada Hindu Dharma

Sementara itu, Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia, Wisnu Bawa Tenaya, memberikan pesan moral melalui nilai panca satya.

“Yang pertama, satya heraya: dengarkan suara hati dan suara rakyat. Yang kedua, satya wacana: jaga mulutmu, mulutmu harimaumu. Yang ketiga, satya semaya: janji harus ditepati. Yang keempat, satya mitra: kita berkawan, bersinergi seluruh ormas-ormas keagamaan. Dan terakhir, satya laksana: lakukan yang terbaik,” ucap Wisnu.

Ia menekankan pentingnya keberanian Presiden bersikap adil.

“Berani tajam ke atas, bukan hanya ke bawah. Mari kita bersatu, percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, selalu berdoa agar Indonesia tetap damai, dan menuju Indonesia yang bahagia. Mari kita berseru ‘Indonesia tetap bersatu’, mari kita berdoa ‘Indonesia bahagia’, dan mari kita berjanji ‘Indonesia tetap abadi’,” pungkasnya.
×
Berita Terbaru Update