![]() |
Lebih dari 4.000 warga lintas elemen memadati Apel Kebangsaan di Tulungagung. Deklarasi Damai jadi simbol tekad menjaga harmoni dan persaudaraan di Bumi Gayatri. |
Solidaritas.Online - Lantunan semangat persatuan dan kedamaian menggema dari halaman Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (2/9). Lebih dari 4.000 warga tumpah ruah menghadiri Apel Kebangsaan bertajuk Jaga Indonesia, Jogo Tulungagung.
Masyarakat dari berbagai lapisan—mulai TNI-Polri, ASN, tokoh masyarakat, perguruan pencak silat, hingga komunitas ojek daring—berdiri dalam satu barisan.
Mereka datang bukan sekadar menghadiri seremoni, tetapi untuk menyuarakan tekad bersama menjaga Tulungagung tetap teduh, aman, dan harmonis.
Apel ini bukan hanya acara seremonial, tapi bentuk nyata kebulatan tekad kita. "Aspirasi boleh disampaikan, namun anarkisme harus kita tolak. Mari jaga Tulungagung agar tetap sejuk dan damai,” tegas Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, yang disambut tepuk tangan meriah ribuan peserta.
Senada, Dandim 0807/Tulungagung Letkol Kav M. Nashir menegaskan bahwa menjaga keamanan tidak bisa dibebankan hanya pada aparat.
“TNI-Polri siap bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat. Mari kita jadikan Tulungagung sebagai zona damai dan toleransi,” ucapnya.
Puncak apel ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Damai oleh perwakilan lintas elemen. Simbol persaudaraan ini menjadi pesan kuat bahwa keamanan bukan hanya soal keteraturan, tetapi juga soal saling menghargai, gotong royong, dan merawat persatuan bangsa.
Gelaran ini sekaligus menjadi cermin bahwa kekuatan Indonesia sesungguhnya bukan terletak pada senjata atau kekuasaan, melainkan pada kesediaan rakyatnya untuk bersatu dan saling menjaga.
Dari Bumi Gayatri, gema damai dari Tulungagung pun mengalir, memberi energi positif bagi Indonesia.
(Dadang)