Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Presiden Prabowo Soroti Standar Ganda Hukum Internasional di Forum BRICS 2025

09 September 2025 | 08:14 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-09T01:14:00Z
Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti standar ganda hukum internasional dalam BRICS Leaders Virtual Meeting 2025. Ia menegaskan pentingnya peran BRICS sebagai pilar kekuatan dunia.(foto: Biro Pers Presiden) 

Solidaritas.Online - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menegaskan kritiknya terhadap fenomena standar ganda dalam penerapan hukum internasional saat berbicara di BRICS Leaders Virtual Meeting, Senin (8/9) malam.

Pertemuan bergengsi itu dihadiri sejumlah pemimpin dunia, di antaranya Presiden Tiongkok Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mewakili PM India Narendra Modi, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, serta Presiden Brasil Lula da Silva selaku ketua BRICS 2025.

“Dalam dunia dengan ketidakpastian ini, ada juga double dan bahkan triple standard di mana hukum internasional di setiap hari diabaikan,” ujar Prabowo.

Ia menilai praktik standar ganda kian marak di panggung global, di mana kepentingan negara kuat sering kali lebih dominan dibanding keadilan hukum internasional.

“Di mana yang berkuasa adalah yang benar, di mana negara kecil yang kurang berkuasa terintimidasi, di mana perdagangan dan keuangan menjadi senjata, kami menilai saat ini saatnya BRICS untuk terus berkembang,” tegasnya.

Prabowo menekankan pentingnya BRICS sebagai pilar baru kekuatan dunia. Menurutnya, kelompok ini merepresentasikan kekuatan ekonomi, populasi, pasar, serta sumber daya alam terbesar di dunia.

“BRICS sekarang memiliki populasi lebih dari 55% di dunia. Kita memiliki global GDP lebih dari 40%. BRICS memiliki negara dengan ekonomi terbesar, negara terbesar secara populasi, pasar terbesar, negara dengan sumber daya alam terbesar—sumber daya kritis,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prabowo menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap inisiatif BRICS dan menekankan pentingnya menjaga keterbukaan serta koordinasi antaranggota.

“Kami mendukung inisiatif-inisiatif yang diambil, kami menghormati kepemimpinan Presiden Lula, dan Indonesia berkomitmen untuk bekerja lebih dekat dengan semua negara BRICS,” pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update