![]() |
Penandatanganan Persetujuan Bersama Penetapan Rancangan Perda tentang PT Bank Perekonomian Rakyat Jawa Timur (Perseroda)/foto: Facebook @Indra Widya Agustina. |
Solidaritas.Online - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan komitmennya dalam melindungi warganya dari ancaman pinjaman online (pinjol) ilegal.
Lewat Bank Perekonomian Rakyat Surya Artha Utama (BPR SAU) atau yang lebih dikenal sebagai Bank Suroboyo, berbagai solusi permodalan dengan bunga rendah disiapkan khusus untuk mendukung kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
BPR SAU merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkot Surabaya yang memiliki visi utama membantu UMKM berkembang.
Direktur Utama BPR SAU, Renny Wulandari, menyampaikan bahwa banyak pelaku UMKM skala mikro belum memahami sistem perbankan konvensional dan sering tidak memenuhi syarat perbankan umum.
“Di sini peran BPR SAU hadir di Kota Surabaya untuk membantu UMKM. Produk unggulan kami yang paling meringankan UMKM adalah Pinjaman UMKM Pasti Tangguh (Puspita),” ujar Renny, Rabu (25/6/2025).
Produk Puspita yang diluncurkan sejak 2019, di tengah pandemi COVID-19, ditujukan untuk membantu UMKM bangkit. Dengan bunga super ringan hanya 3% per tahun (setara 0,25% per bulan), program ini menyasar pelaku usaha kecil seperti pedagang kaki lima dan pelaku usaha rumahan dengan omzet sekitar Rp 10 juta per bulan.
“Untuk pinjaman pertama, biasanya dimulai dari Rp 2,5 juta. Namun, jika sudah lunas dalam waktu satu tahun, pinjaman selanjutnya bisa mencapai Rp 5 juta. Skema ini bersifat berjenjang dan disesuaikan dengan omzet usaha,” jelas Renny.
Tak hanya Puspita, BPR SAU juga menghadirkan program Kredit UMKM Surabaya (KUMIS) bagi UMKM dengan omzet lebih besar. Bahkan, bank ini turut membantu masyarakat yang terjerat rentenir melalui produk pinjaman khusus pelunasan hutang.
“Banyak dari mereka yang terjerat rentenir. Kami dekati, gali informasi, dan membantu melunasi pinjaman rentenir mereka,” imbuhnya.
Inovasi BPR SAU tidak berhenti di sana. Bank Suroboyo juga memperkenalkan Tabungan Emas, sebuah produk investasi yang memungkinkan masyarakat mencicil emas mulai dari 1 hingga 100 gram dengan tenor hingga 5 tahun.
"Ini adalah investasi. Dulu saat saya buka di tahun 2021, harga emas sekitar Rp 800.000 per gram. Sekarang sudah mencapai Rp1,8 juta hingga Rp 1,9 juta per gram. Ini bisa menjadi investasi yang menjanjikan atau tabungan di masa depan," ujar Renny.
Selain itu, BPR SAU juga menyediakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga flat selama 20 tahun berbeda dari bank umum yang umumnya memberlakukan bunga mengambang setelah beberapa tahun.
“Kami flat sampai 20 tahun. Meskipun di awal mungkin lebih tinggi dari KPR bank umum, kami tidak ingin menjanjikan yang murah di awal lalu kenaikannya tidak jelas dan dapat memberatkan nasabah,” tegasnya.
Hingga kini, BPR SAU telah membantu lebih dari 1.300 UMKM di Surabaya. Untuk memperluas jangkauan, bank ini aktif melakukan sosialisasi hingga ke kecamatan dan kelurahan serta menggandeng koordinator UMKM setempat.
Tak hanya fokus pada sektor usaha, BPR SAU juga mendukung program padat karya Pemkot Surabaya, seperti pembiayaan bahan baku untuk pembuatan paving yang dikoordinasi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM).
Kiprah dan konsistensi BPR SAU telah diakui secara nasional. Bank ini berhasil mempertahankan predikat “Baik” dari majalah InfoBank selama lima tahun berturut-turut, dan menempati urutan ke-11 nasional untuk kategori BPR dengan aset di atas Rp 100 miliar. Tak hanya itu, BPR SAU juga menduduki peringkat ketiga dalam daftar The Best 50 BPR milik pemerintah daerah.
"Kami selalu berkomitmen untuk selalu memperbaiki diri. Kita harus punya visi misi ke depan yang lebih baik," ujar Renny.
Di akhir, Renny juga mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur dengan tawaran pinjaman yang belum jelas legalitasnya.
“Jangan keburu percaya dengan iming-iming yang belum jelas. Pastikan banknya benar dan legal,” tutupnya.