![]() |
Wamenpar Ni Luh Puspa meninjau Geopark Maros-Pangkep jelang revalidasi UNESCO Global Geopark 2026. Kesiapan geopark ini dinilai penting untuk pelestarian budaya, geowisata, dan ekonomi lokal. |
Solidaritas.Online - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa meninjau langsung kesiapan Geopark Maros-Pangkep menjelang revalidasi status UNESCO Global Geopark yang dijadwalkan berlangsung pada Juli 2026.
"Bu Menteri (Menpar Widiyanti) sangat concern terhadap geopark-geopark yang kita miliki, yang Indonesia miliki, terutama yang telah terevaluasi. Sehingga kami ingin memastikan kesiapannya seperti apa," ujar Wamenpar Ni Luh Puspa usai meninjau Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, penetapan ulang status UNESCO Global Geopark akan membawa dampak besar, tidak hanya untuk pelestarian warisan geologi, ekologi, dan budaya, tetapi juga dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui geowisata dan ekowisata.
Hal ini sejalan dengan visi pariwisata Indonesia yang berfokus pada pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan, sekaligus mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan keharmonisan manusia dengan lingkungan, alam, dan budaya.
Geopark Maros-Pangkep resmi menyandang status UNESCO Global Geopark pada 24 Mei 2023, menjadikannya geopark global pertama di Pulau Sulawesi. Revalidasi ini merupakan evaluasi rutin setiap empat tahun sekali oleh UNESCO untuk memastikan standar global pengelolaan, konservasi geologi, budaya, serta keterlibatan masyarakat lokal terus terjaga.
Wamenpar juga mengapresiasi langkah Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep yang sejak awal sudah mempersiapkan diri. Ia menyebut pengalaman Geopark Toba bisa menjadi referensi penting dalam menghadapi revalidasi mendatang.
"Tadi sudah dicatat, Pak GM (GM Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan) juga sudah siap dan akan kita lihat kolaborasinya. Ini awal pertemuan, nanti kita bisa duduk bersama kembali, jadi bisa tahu (bagian) ini nanti Kemenpar bisa support. Tadi yang di-mention adalah pelatihan-pelatihan masyarakat dan sebagainya," jelas Ni Luh Puspa.
Sebelumnya, UNESCO memberikan enam rekomendasi untuk perbaikan menjelang revalidasi, di antaranya peningkatan visibilitas geopark, penguatan promosi dan konservasi geologi, serta pengembangan program pendidikan.
"Kami berharap dukungan dari semua pihak, terutama semua unsur pentahelix agar bisa bersama-sama mengambil peran yang sama," ungkap Dedy Irfan, GM Badan Pengelola UNESCO Global Geopark Maros-Pangkep.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Arafah, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Maros Suwardi Sawedi, Asisten Deputi Strategi Event Kemenpar Fransiskus Handoko, serta Direktur Poltekpar Makassar Herry Rachmat Widjaja.