![]() |
Kisah inspiratif Andra, siswa SRMA 10 Jakarta Selatan, temukan harapan lewat Sekolah Rakyat Prabowo. Pendidikan gratis buka jalan raih cita-cita. (Foto: Biro Pers Presiden) |
Solidaritas.Online - Hidup tanpa sosok ayah tak pernah memadamkan langkah Andra Farizki Ramdhani. Siswa kelas 10-4 Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan itu justru menemukan harapan baru lewat hadirnya Sekolah Rakyat, program pendidikan gratis yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Dalam keterbatasan ekonomi, Andra mengaku Sekolah Rakyat menjadi jalan baginya meraih pendidikan layak.
“Buat Bapak Presiden Prabowo, terima kasih udah buat Sekolah Rakyat. Karena ini buat orang-orang nggak mampu. Bikin anak-anak semangat belajar, nggak males-malesan, biar pinter juga. Ini juga bikin Indonesia maju,” ucapnya penuh haru, Selasa (12/8).
Hidup di Asrama, Belajar Mandiri
Sekolah tempat Andra belajar berbasis asrama. Meski awalnya sulit beradaptasi karena harus jauh dari ibunya, Andra menemukan pengalaman berharga.
“Kesannya pasti jauh dari orang tua, masih kangen. Tapi enaknya di sini rame sama teman-teman, ada aja kisah lucunya,” kata Andra.
Rutinitas padat menjadi bagian kesehariannya: bangun pagi, salat Subuh, olahraga, hingga upacara sebelum masuk kelas. Sore hari, ia menyempatkan diri menelpon ibunya untuk bertukar kabar.
“Dulu dibangunin mama, sekarang dibangunin teman. Dulu makan masakan mama, sekarang makan rame-rame,” ujarnya lirih.
Meski kadang merasa jenuh dengan lingkungan asrama, semangat Andra tumbuh lewat persahabatan. Ia kerap bercanda dengan Fatir dan Reza, dua sahabat dekatnya di kamar.
Dari hal kecil seperti rebutan kamar mandi hingga bercanda karena lupa menaruh barang, semuanya menjadi pengikat kebersamaan.
“Asik aja ngobrol sama mereka. Jadi kayak keluarga sendiri,” tambahnya.
Fasilitas Lengkap, Belajar Lebih Fokus
Andra mengaku terkejut dengan fasilitas yang tersedia di SRMA 10. Mulai dari kasur yang nyaman, ruang belajar memadai, hingga suasana yang mendukung fokus belajar.
“Sekolah umum lebih gampang ngantuk, kalau di sini engga. Gurunya ngejelasin detail banget, jadi gampang nangkep,” jelasnya.
Selain fokus akademik, ia aktif mengikuti ekstrakurikuler Paskibra, Palang Merah Remaja (PMR), hingga olahraga judo. Dari sisi pelajaran, informatika menjadi mata pelajaran favoritnya.
Cita-Cita Jadi Atlet dan Lanjut ke Unhan
Meski hidup tanpa ayah, semangat Andra untuk menggapai cita-cita tetap menyala. Ia bermimpi menjadi atlet judo sekaligus melanjutkan studi di Universitas Pertahanan (Unhan).
“Pengennya masuk Unhan. Mama minta di situ, jadi saya ngikutin aja karena mama pasti pilih yang terbaik,” ungkapnya.
Bagi Andra, keinginan itu bukan hanya ambisi pribadi, melainkan wujud bakti kepada ibunya.
“Mama yang selalu support saya selama ini. Orang lain kadang ngeremehin, anggap saya nggak bisa apa-apa. Tapi mama selalu doain saya bisa. Saya cuma mau bilang tetep sayang mama selamanya, abis itu saya peluk mama,” katanya penuh haru.
Sekolah Rakyat, Pintu Harapan untuk Anak Bangsa
Andra bersyukur dapat bersekolah tanpa beban biaya. Menurutnya, Sekolah Rakyat benar-benar membuka peluang besar bagi anak-anak yang ingin sungguh-sungguh belajar.
“Kalau sekolah lain harus ikut SNBP, kalau di sini tinggal daftar. Kalau sekolah negeri masih ada biaya tambahan, kayak seragam. Kalau di sini nggak ada,” ujarnya.
Bagi Andra, Sekolah Rakyat adalah pintu harapan. Dari ruang kelas, lapangan olahraga, hingga kamar asrama, semuanya membentuk pengalaman yang bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menempanya menjadi pribadi mandiri. Dengan tekad kuat dan doa ibunya, ia yakin mimpi-mimpi itu kian dekat.