Solidaritas.Online - Komitmen Kota Semarang dalam membangun layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang holistik dan integratif sukses mencuri perhatian dunia.
Wali Kota Semarang, Agustina, tampil memukau sebagai pembicara dalam Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (ARNEC ECD) 2025 yang berlangsung di Manila, Filipina.
Dalam forum prestisius yang dihadiri lebih dari 480 peserta dari 30 negara di kawasan Asia, Australia, dan Inggris, Agustina menyampaikan kisah sukses Kota Semarang dalam menyediakan layanan PAUD yang terintegrasi lintas sektor mulai dari pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, hingga perlindungan anak.
Kehadiran Agustina menjadi kebanggaan tersendiri. Semarang menjadi satu dari sedikit pemerintah daerah yang mendapat kesempatan emas untuk menunjukkan capaian dan komitmennya di panggung internasional.
“Inisiatif kami bukan sekedar pendidikan formal untuk anak-anak usia dini. Ini merupakan upaya sistematis untuk menjamin mereka tumbuh sehat, terlindungi, dan mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang,” tegas Agustina dalam sesi paparannya.
“Melalui pendekatan holistik-integratif, kami menyatukan pendidikan, layanan kesehatan, gizi, pengasuhan, dan perlindungan sosial dalam satu ekosistem PAUD,” lanjutnya.
Inovasi Unggulan: Rumah Pelita dan Rumah SIGAP
Salah satu inovasi yang mencuri perhatian peserta konferensi adalah Rumah Pelita, layanan penitipan anak lintas sektor yang terbukti menurunkan angka stunting dan meningkatkan status gizi anak secara signifikan.
Berdasarkan data, dari 364 anak yang dipantau pada periode 2023–2024, sebanyak 50% berhasil keluar dari status malnutrisi, jauh melampaui kelompok kontrol yang hanya mencapai 34%.
Tak hanya itu, Rumah Anak SIGAP yang fokus pada stimulasi dan pengasuhan anak usia 0–3 tahun, serta Rumah Inspirasi pusat layanan bagi anak berkebutuhan khusus juga menjadi bagian penting dari strategi PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) di Semarang.
Ketiga program unggulan ini diperkuat oleh Peraturan Wali Kota No. 65 Tahun 2021, Rencana Aksi Daerah, dan kemitraan dengan berbagai pihak seperti Tanoto Foundation, perguruan tinggi, media, dan sektor swasta.
Menjangkau 151 Ribu Anak Usia Dini
Dengan lebih dari 151.000 anak usia dini dan 1.200 lebih satuan layanan PAUD, Kota Semarang konsisten menerapkan delapan indikator utama PAUD HI. Indikator ini mencakup:
Kelas orang tua
Pemantauan tumbuh kembang anak
Layanan gizi dan kesehatan
PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
Pemberian makanan tambahan
Verifikasi NIK anak
Akses air bersih dan sanitasi layak
Deteksi dini tumbuh kembang
PAUD bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang aman, sehat, dan inklusif bagi anak-anak untuk tumbuh optimal.
> “Sebagai Bunda PAUD, saya percaya bahwa dengan gotong royong, inovasi, dan kemitraan yang kuat, kita dapat mewujudkan Kota Layak Anak dan masa depan yang lebih sehat, adil, dan inklusif untuk seluruh generasi penerus,” pungkas Agustina.
Apresiasi dari Dunia Internasional
Konferensi ARNEC 2025 menyoroti pentingnya pelokalan solusi PAUD untuk menjangkau anak-anak yang terpinggirkan karena hambatan seperti disabilitas, lokasi geografis, gender, etnis, hingga status ekonomi.
Ketua Dewan Direksi ARNEC, Dr. Sheldon Shaeffer, menegaskan bahwa solusi yang berbasis lokal bisa meningkatkan kualitas dan akses layanan PAUD yang inklusif.
Sementara itu, Roger B. Masapol dari Departemen Pendidikan Filipina menekankan bahwa masa depan bangsa dibentuk sejak dini di rumah dan ruang kelas tempat anak-anak tumbuh.
Sedangkan Diane Whitehead dari Childhood Education International menyoroti perlunya pembiayaan berkelanjutan dan adil untuk memperkuat ekosistem PAUD di tingkat lokal.