 |
| Tarif 0% untuk produk AS dinilai ancam industri lokal. Samuel Sekuritas peringatkan potensi hilangnya 5 juta pekerjaan jika ayam dan jagung impor masuk Indonesia. |
Solidaritas.Online - Kebijakan pembebasan tarif impor sebesar 0% terhadap produk asal Amerika Serikat (AS) yang masuk ke Indonesia menuai sorotan tajam dari kalangan analis.
Samuel Sekuritas Indonesia memperingatkan potensi dampak besar terhadap industri peternakan dan pertanian nasional.
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, menegaskan bahwa kesepakatan tersebut bisa membawa konsekuensi serius.
Ia menyebut, walaupun ekspor Indonesia ke AS masih aman pasca Presiden AS Donald Trump resmi memberlakukan tarif 19% terhadap produk asal Indonesia lebih rendah dari tarif sebelumnya 32% situasi justru berbalik mengkhawatirkan di dalam negeri.
“Masalah besarnya adalah produk AS yang dapat memasuki pasar Indonesia dengan tarif 0%,” kata Harry Su dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (16/7/2025).
Menurut Harry, produk unggas seperti ayam dari AS berpotensi membanjiri pasar domestik. Akibatnya, industri peternakan nasional, khususnya sektor unggas, bisa kolaps.
“Jika ayam dari AS masuk ke Indonesia, hal ini dikhawatirkan dapat mematikan pelaku usaha unggas lokal. Akibatnya, 5 juta pekerjaan akan langsung hilang.”
Kekhawatiran tidak hanya tertuju pada ayam, tetapi juga pada komoditas strategis lainnya seperti jagung. Petani lokal dinilai akan kesulitan bersaing karena biaya produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di AS.
“Petani lokal kita juga akan gulung tikar karena biaya produksi kita jauh lebih tinggi daripada di AS,” lanjutnya.
Dalam konteks ini, Harry berharap pemerintah Indonesia segera mengambil langkah konkret untuk menjaga ketahanan industri dalam negeri agar tidak tergilas oleh arus impor murah dari Amerika Serikat.
Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan penurunan tarif impor dari 32% menjadi 19% terhadap produk Indonesia, hasil dari negosiasi panjang antara kedua negara yang mencapai kesepakatan pada Selasa (15/7/25).
