Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Argopuro Dibuka Terbatas: Era Baru Wisata Konservasi di Jawa Timur Dimulai

21 Juli 2025 | 19:44 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-21T12:44:34Z
Pembukaan terbatas Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang (Argopuro) resmi diluncurkan BBKSDA Jatim bersama TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat. Wisata berbasis konservasi ini usung prinsip Zero Accident dan Zero Waste.
(Foto: Facebook @Asmoro Aji) 

Solidaritas.Online - Hawa dingin menyelimuti aula Tirto Ageng, Kampus Akademi PLN Nusantara Power, Jumat siang. Namun, semangat para peserta rapat justru membara. Sejarah baru konservasi dan ekowisata resmi dimulai di jantung Jawa Timur, 18 Juli 2025.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur bersama jajaran TNI, Polri, BPBD, pemerintah daerah, pelaku wisata, hingga masyarakat penyangga, menyepakati peluncuran pembukaan kunjungan terbatas ke Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang atau yang lebih dikenal dengan Argopuro—salah satu bentang alam paling penting di Jawa Timur.

Rapat koordinasi yang dipimpin langsung Kepala BBKSDA Jatim, Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc, menghasilkan enam poin rumusan penting. Bukan sekadar regulasi, tapi tonggak penyatuan semua pemangku kepentingan dalam satu visi besar: menjaga keaslian hutan dan menjadikan pengunjung sebagai mitra pelestari, bukan semata penikmat keindahan.

“Kami ingin menghadirkan pengalaman yang otentik namun tetap aman, tertib, dan lestari. Wisata ini bukan jalan bebas hambatan, tetapi jejak sadar akan pentingnya menjaga bumi,” ujar Nur Patria Kurniawan.

SOP Ketat, Konservasi Total

Dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dirumuskan, seluruh aktivitas kunjungan ke Argopuro wajib mengikuti prinsip Zero Accident dan Zero Waste. Pengunjung harus check-in dan check-out di pos KSDA Baderan atau Bermi, membawa logistik yang cukup, mengenakan perlengkapan sesuai standar, serta tidak diperbolehkan membawa pulang apapun kecuali kenangan dan kesan.

Sanksi tegas juga disiapkan. Pelanggar aturan akan masuk daftar blacklist dan dilarang masuk kawasan. Langkah ini disepakati sebagai tindakan preventif untuk menjaga Argopuro tetap steril dari perusakan maupun eksploitasi liar.

Semua pihak yang terlibat sepakat aktif menyosialisasikan aturan ini kepada masyarakat umum.

Kesiapsiagaan Jadi Prioritas

Kawasan ini juga telah dipersiapkan secara matang untuk menghadapi situasi darurat. Dalam hal terjadi kecelakaan, kehilangan pengunjung, atau bencana alam, tim gabungan dari BASARNAS, BPBD, TNI, Polri, hingga potensi SAR lokal siap diterjunkan sesuai fungsi masing-masing.

Laboratorium Hidup bagi Edukasi dan Ekowisata

Lebih dari sekadar kawasan konservasi, Argopuro kini dijadikan sebagai laboratorium hidup yang menyimpan kekayaan biodiversitas: mulai dari Macan Tutul Jawa, Elang Jawa, hingga flora endemik khas pegunungan Jawa Timur. Harapannya, kawasan ini menjadi destinasi wisata edukatif yang memberikan nilai tambah ekonomi tanpa mengurangi nilai ekologisnya.

Peluncuran ini menjadi bukti bahwa wisata alam bisa berjalan berdampingan dengan konservasi, jika semua pihak berjalan bersama dalam satu langkah: menjaga bumi dari balik kabut dan heningnya Argopuro.
×
Berita Terbaru Update