![]() | |
Ekonomi Lokal Bangkit, Agustina Wajibkan UMKM Tampil di Semua Event Kota/foto: Intagram @kotalamasmg |
Ia berencana menggelar pameran rutin untuk menampilkan produk-produk UMKM binaan Pokdarwis di berbagai titik strategis. Bahkan, setiap agenda atau event yang diselenggarakan di Semarang diwajibkan melibatkan pelaku UMKM lokal.
"Kita akan buatkan pameran berkala khusus untuk UMKM, untuk hasilnya Pokdarwis di titik-titik tertentu. Ini juga identifikasi supaya kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujar Agustina usai membuka Jambore Pokdarwis di Sleko, Kawasan Kota Lama, Minggu (22/6).
Agustina juga menekankan pentingnya kesiapan Pokdarwis dalam menyambut event-event berskala nasional, seperti Pra MTQ dan Kongres Perempuan. Ia menyebut Semarang akan menjadi pusat penting bagi perdagangan, jasa, dan konferensi. “Kita akan menjadi hub, menjadi titik. Menjadi pusat perdagangan, jasa, dan konferensi,” imbuhnya.
Ia pun mengajak seluruh Pokdarwis untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut ambil bagian dalam memanfaatkan potensi ekonomi dari kegiatan besar yang akan mendatangkan ribuan pengunjung ke kota ini. "Maka Pokdarwis mari bersiap. Jangan hanya jadi penonton ketika para tamu datang,” tegasnya.
Selain itu, Agustina menyoroti pentingnya membangun ekosistem ekonomi lokal yang kuat. Ia merespon arahan Menko PMK dengan mendorong agar kecamatan kembali rutin mengadakan gerai UMKM setiap dua bulan.
Langkah ini dinilai efektif untuk meningkatkan perputaran ekonomi serta memperkuat peran UMKM sebagai motor penggerak pertumbuhan.
“UMKM harus kembali kemrengseng, hidup dan ramai,” ujarnya. Ia juga berharap kebijakan anggaran Rp25 juta per RT per tahun yang ditetapkan melalui Peraturan Wali Kota bisa mendukung sinergi penguatan Pokdarwis di tingkat kelurahan.
Jambore Pokdarwis yang digelar di Sleko, Kawasan Kota Lama, berlangsung meriah. Sejumlah kegiatan turut memeriahkan acara, termasuk Musrenbang Pariwisata dan Festival Khojas yang digelar di berbagai titik, seperti Taman Sleko dan Gedung PGN Menara Syahbandar.
Pada kesempatan itu, Pemerintah Kota Semarang juga meluncurkan program DEWI SRI – singkatan dari Desa Wisata Unggulan yang Sustainable, Religius, dan Inovatif.
Program ini menjadi langkah strategis dalam membangun destinasi wisata berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.
Kemeriahan acara berlanjut hingga malam hari dengan digelarnya Festival Khojas yang menampilkan kirab budaya, pertunjukan seni tradisional, hingga babak final lomba menyanyi lagu Melayu. Penampilan spesial Tribute to A. Rafiq serta konser dari Orkes Melayu El Rafiqa menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung.
Acara juga diramaikan dengan pengundian pemenang program Ijolke, sebuah program apresiasi bagi warga yang taat membayar pajak.
Kegiatan yang dipusatkan di Kawasan Kota Lama Semarang ini dihadiri lebih dari 500 peserta, mulai dari Forkopimda, kepala OPD, camat, lurah, pimpinan BUMD, akademisi, pelaku ekonomi kreatif, komunitas budaya, hingga media. Semua pihak hadir dengan semangat yang sama: membangun pariwisata Kota Semarang dari bawah, bersama-sama, dan berkelanjutan.