![]() |
| Dua siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, Royyan dan Lintang, raih juara debat bahasa Inggris berkat kelas gratis dari komunitas NESA Purwakarta. Bukti nyata bahwa belajar bahasa Inggris tak harus mahal! |
Solidaritas.Online - Siapa bilang belajar bahasa Inggris harus mahal? Di Purwakarta, komunitas Nusantara English Speaking Association (NESA) di bawah naungan BELA PURWAKARTA membuktikan hal sebaliknya.
Dari ruang belajar sederhana dengan semangat luar biasa, lahirlah para juara yang membawa nama baik sekolah dan daerahnya.
Terbaru, dua siswa SMK Negeri 1 Purwakarta, M. Royyan Kautsar dan Lintang Jenar, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan menjuarai lomba debat bahasa Inggris di sekolah mereka.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa NESA Effect bukan sekadar jargon—tapi sebuah gerakan yang benar-benar mencetak hasil.
Formula Sukses NESA: Dedikasi + Kesungguhan = Prestasi
Kemenangan Royyan dan Lintang bukan datang begitu saja. Ini adalah buah dari “formula” yang diterapkan NESA: kerja keras para pengajar sukarelawan ditambah semangat belajar tinggi para member.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil, apalagi jika dilakukan bersama komunitas yang suportif dan memiliki visi jelas.
Kabar bahagia ini bahkan sampai ke telinga sang pendiri, Sutoyo, yang kini tinggal di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Terharu dan bangga atas pencapaian tersebut, ia mengirimkan hadiah istimewa berupa dua unit handphone baru sebagai bentuk apresiasi.
Penghargaan diserahkan langsung dalam seremoni meriah di SMK Negeri 1 Purwakarta, disaksikan oleh Kepala Sekolah Ajang Sarip Hidayat beserta civitas akademika.
Turut hadir pengurus NESA—Mulyana, Kartini, Yanthie, Nisa, dan lainnya—yang juga menggelar sesi mini games berbahasa Inggris yang seru dan edukatif.
Melalui video call, Mr. Sutoyo menyapa siswa dan berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana kemampuan bahasa Inggris membawanya berkarier hingga ke Negeri Paman Sam.
“Bahasa Inggris adalah paspor menuju masa depan tak terbatas,” ujarnya.
Aa Komara: Konsistensi Adalah Kunci
Turut hadir pula Aa Komara, Founder BELA PURWAKARTA, yang memberikan suntikan motivasi kepada para siswa. Alumni Sastra Inggris UNPAD dan mantan instruktur BLK-LN ini menekankan pentingnya latihan berkelanjutan dalam menguasai bahasa Inggris.
“Saya Alumni Sastra Inggris UNPAD... Tapi setelah vakum lebih dari 15 tahun, kemampuan bahasa Inggris saya menurun. Ibaratnya sudah lama tidak menyetir, akhirnya mengalami kekakuan bahkan oleng ketika berkendara lagi,” ujarnya jujur.
Menurutnya, bahasa Inggris harus terus dilatih dan dipraktikkan secara rutin.
“Bersyukur dengan adanya NESA, saya bisa memperlancar kembali kemampuan berbahasa Inggris. Apalagi gratis dan suasananya menyenangkan,” tegasnya.
Aa Komara juga memuji peran NESA yang telah membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai amanat Pembukaan UUD 1945.
Wahyu Hidayat: NESA Jadi Model Komunitas Inspiratif
Apresiasi juga datang dari Wahyu Hidayat, Founder Spirit Binokasih, yang menilai NESA sebagai komunitas dengan dampak sosial nyata.
“NESA adalah contoh yang luar biasa. Ini bukan sekadar kelas hobi, tapi komunitas yang berkolaborasi efektif dengan hasil terukur berupa juara. NESA memberikan skill global sekaligus menanamkan etos kerja keras—nilai yang sangat Binokasih dan patut dijunjung,” ungkap Wahyu.
Ia menambahkan, program gratis NESA membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi tidak boleh menghalangi kualitas pendidikan.
“Prestasi Royyan dan Lintang adalah simbol nyata bahwa NESA Effect mampu mengangkat SDM lokal. Komunitas lain di Indonesia wajib menjadikan NESA sebagai referensi,” tambahnya.
Semangat Gratis, Semangat Juara!
Kisah Royyan, Lintang, dan NESA adalah inspirasi bahwa perubahan besar bisa lahir dari gerakan kecil yang konsisten.
Dengan semangat belajar tanpa biaya, mereka menunjukkan bahwa ilmu bisa diakses semua orang—asal ada kemauan dan komunitas yang peduli.
Dari Purwakarta untuk Indonesia, NESA Effect kini siap mendunia!
