Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Proyek Pani EMAS Siap Jadi Tambang Emas Primer Terbesar di Asia Pasifik

26 September 2025 | 18:00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-26T11:00:49Z
Proyek Pani PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) di Gorontalo diproyeksikan jadi tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik dengan cadangan 7 juta ons. Produksi komersial dimulai kuartal I/2026.

Solidaritas.Online - PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS), emiten baru di pasar modal Indonesia, tengah mencuri perhatian investor. Perseroan yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) ini segera memasuki fase produksi emas komersial dalam waktu dekat, membuka prospek cerah di industri tambang nasional.

Sebagai informasi, MDKA sebelumnya telah sukses mengelola tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi dan tambang tembaga Wetar. Kini, melalui EMAS, perusahaan menggarap Proyek Pani Emas di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, yang menyimpan sumber daya fantastis sekitar 7 juta ons emas. Produksi komersial ditargetkan mulai pada kuartal I/2026.

Proyek Pani dirancang sebagai tambang berbiaya rendah dan berumur panjang dengan kapasitas produksi puncak hingga 500.000 ons per tahun. 

Prospektus resmi perseroan juga menegaskan bahwa cadangan emas mencapai total 7 juta ons, menjadikannya salah satu proyek paling ambisius di kawasan.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia, menilai valuasi EMAS sangat bertumpu pada potensi Proyek Pani.

“Dan berpotensi menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik,” jelasnya, Jumat (26/9/2025).

Menurut Liza, Proyek Pani menargetkan kapasitas produksi 145 ribu ons per tahun dengan cash cost sekitar US$800/oz dan AISC US$990/oz. Saat ini, kapasitas produksi masih di angka 115 ribu ons per tahun, dengan cash cost US$1.017/oz dan AISC US$1.337/oz.

Dengan asumsi faktor kapasitas 90%, produksi Pani diproyeksikan mencapai 130 ribu ons. Hal ini akan mendorong total produksi emas induk usaha MDKA menjadi 235 ribu ons pada tahun depan.

Liza menambahkan, pendapatan segmen emas MDKA pada 2026 diperkirakan melonjak ke angka US$533 juta, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu senilai US$261 juta. Rata-rata cash cost juga diproyeksikan turun menjadi US$950/oz.

“EMAS tetap terkonsolidasi, sehingga setelah beroperasi akan tetap memberi kontribusi signifikan ke pendapatan MDKA,” ujarnya.

Berdasarkan laporan perseroan, penyelesaian Proyek Pani sudah mencapai 67% per akhir Juni 2025. 

Manajemen memastikan seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan selesai, sementara kontraktor kini tengah melakukan pemasangan infrastruktur pengolahan serta kelistrikan.

Dengan potensi cadangan emas raksasa dan efisiensi biaya produksi, Proyek Pani EMAS digadang-gadang akan menjadi tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di peta industri emas dunia.

×
Berita Terbaru Update