Solidaritas.online - Di sebuah ruang baca kecil, sekelompok anak muda membuka kembali lembaran lama Manifesto Komunis. Mereka membaca dengan suara lirih kalimat yang masih bergaung hingga kini: “Kaum proletar tidak punya apa-apa kecuali rantai belenggu mereka.”
Kalimat itu bukan sekadar teks, melainkan cermin dari realitas yang mereka saksikan setiap hari. Buruh bekerja belasan jam, namun gajinya tak cukup untuk kebutuhan dasar. Petani kehilangan tanah karena digusur proyek besar.
Bagi mereka, menjadi kiri bukan pilihan yang mudah. Ada stigma, ada tekanan. Namun, seperti Rosa Luxemburg menulis, “Mereka yang tidak bergerak tidak akan merasakan rantai yang membelenggu.” Artinya, hanya dengan melawan, ketidakadilan bisa diruntuhkan.
Sejarah telah membuktikan, dari revolusi pekerja di Rusia hingga perlawanan rakyat di berbagai negara Dunia Ketiga, bahwa kapitalisme selalu mendapat perlawanan. Kini, ketika dunia dibanjiri ketidakpastian ekonomi dan krisis iklim akibat kerakusan modal, gagasan kiri kembali relevan.
Menjadi kiri hari ini artinya berani berkata: cukup sudah penindasan. Saatnya dunia yang lebih adil diperjuangkan bersama.**