Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

BNPB Catat Banjir Mahakam Ulu dan Kenaikan Status Gunungapi Lewotobi Laki-laki Jadi Awas

07 September 2025 | 13:11 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-07T06:11:42Z
BNPB melaporkan banjir di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dan kenaikan status Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, menjadi Level IV (Awas). Simak kronologi dan imbauan resmi BNPB. (Foto: BPBD Mahakam Ulu) 

Solidaritas.Online - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis laporan terkini mengenai bencana yang terjadi pada akhir pekan pertama September 2025. 

Dua peristiwa signifikan tercatat, yakni banjir di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, serta peningkatan status aktivitas Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Banjir di Mahakam Ulu Surut, Warga Kembali Beraktivitas

Meski berada di tengah musim kemarau, banjir melanda Desa Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu pada Kamis (4/9). Sebanyak 85 rumah terdampak, dan 241 jiwa sempat mengungsi sementara.

Namun, kondisi berangsur membaik. Pada Sabtu (6/9), banjir dinyatakan surut. Warga pun sudah kembali ke rumah masing-masing. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahakam Ulu bersama tim gabungan dan masyarakat setempat bergotong-royong melakukan pembersihan lingkungan pascabanjir.

Gunungapi Lewotobi Laki-laki Naik ke Level IV (Awas)

Peristiwa bencana lainnya datang dari Flores Timur, NTT. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Gunungapi Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) sejak Sabtu (6/9) pukul 10.00 WITA.

Kenaikan status ini dipicu oleh aktivitas vulkanik yang semakin intens. “Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki mendeteksi tremor menerus yang mengindikasikan magma mendekati ke permukaan dan berpotensi erupsi explosif,” demikian laporan PVMBG yang dirangkum BNPB.

Data kegempaan juga menunjukkan peningkatan signifikan pada gempa tremor harmonik dan gempa vulkanik dalam. Hal ini mengindikasikan adanya suplai magma baru di kedalaman serta pergerakan magma dari zona dangkal menuju permukaan.

Benar saja, pada Sabtu sore pukul 18.00 WITA, terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter di atas puncak. Hujan abu tipis terpantau di sejumlah wilayah, mulai dari Wulanggitang hingga Hokeng.

Imbauan untuk Masyarakat

Menyikapi kondisi tersebut, masyarakat dan wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dari puncak, serta sektoral barat daya hingga timur laut sejauh 7 km. Warga diminta tetap tenang, waspada, dan mengikuti instruksi dari pemerintah daerah.

Selain itu, BNPB menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak menyebarkan atau mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya.

“Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya,” tegas Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

×
Berita Terbaru Update