Solidaritas.Online - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama dinas terkait masih berjibaku melakukan penanganan darurat pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/9).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun turun tangan mendukung percepatan pemulihan di wilayah terdampak.
Hingga Kamis (11/9), berbagai upaya terus dilakukan, mulai dari pencarian korban hilang, pendataan kerusakan, hingga perbaikan infrastruktur darurat.
Berdasarkan laporan terkini, dua titik jalan yang sempat terputus di Kecamatan Mauponggo telah berhasil dibuka kembali oleh BPBD bersama dinas terkait.
Pemerintah daerah mengerahkan petugas gabungan dan alat berat untuk membersihkan material longsoran, sementara tiga titik lain masih dalam proses pembersihan.
Perbaikan akses jalan ini sangat krusial. Sebab, sehari sebelumnya (10/9), BPBD menyebutkan jalur menuju lokasi terdampak sulit dilalui kendaraan akibat kerusakan parah.
Banjir bandang tersebut menerjang 14 desa di tiga kecamatan, yakni Mauponggo, Nangaroro, dan Boawae. Dampaknya cukup besar: hingga Kamis (11/9), pukul 11.00 WIB, tercatat 5 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 3 orang luka-luka, serta 30 warga terpaksa mengungsi.
Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang dilaporkan hilang.
Kerugian material juga tidak sedikit. BPBD mencatat ada 1 rumah hanyut, 1 rumah rusak berat, 2 kantor rusak, 2 jembatan putus, serta 3 ruas jalan utama terdampak.
Pendataan lebih lanjut terkait kerusakan rumah warga, jumlah ternak, serta lahan pertanian masih dilakukan di lapangan.
Status Tanggap Darurat dan Bantuan Mengalir
Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem melalui SK Nomor 330/KEP/HK/2025 yang berlaku sejak 9 hingga 30 September 2025.
Untuk mendukung kebutuhan korban, BPBD Provinsi NTT mengirimkan bantuan logistik melalui jalur laut, Kamis (11/9).
Bantuan tersebut mencakup 200 selimut, 150 matras, 50 paket peralatan masak, 75 hygiene kit, 25 kasur lipat, 25 velbed, 30 paket peralatan kebersihan, 12 dos biskuit protein untuk anak-anak, serta 10 unit tenda keluarga.
Dukungan juga datang dari BNPB yang mengirimkan Deputi Bidang Penanganan Darurat beserta jajaran ke lokasi terdampak.
BNPB membawa bantuan berupa 200 paket sembako, 100 paket makanan siap saji, 50 paket sandang-pangan, 30 paket perlengkapan bayi, senter kepala dan senter pegang, 2 unit gergaji mesin, 1 unit genset, serta 2 unit tenda pengungsi.
Selain itu, BNPB memastikan akan menyalurkan dana siap pakai dan tambahan logistik pangan maupun non-pangan sesuai kebutuhan hasil asesmen di lapangan.
Kronologi Bencana
Banjir bandang terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Nagekeo pada 7–8 September 2025.
Air bah bermula dari Kecamatan Mauponggo yang berada di dataran tinggi, lalu menghantam wilayah lebih rendah pada Senin (8/9), sekitar pukul 12.00 Wita.