Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sasmito Hadinagoro Desak Pemerintah Hentikan Subsidi Rekap BCA dan Usut Tuntas Skandal BLBI

19 Agustus 2025 | 17:54 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-19T10:54:01Z
Sasmito Hadinagoro mendesak pemerintah hentikan subsidi bunga rekap BCA dan bongkar skandal BLBI. Ia sebut kerugian negara capai Rp1.000 triliun dan siap pimpin Satgas anti-mafia keuangan.(foto: Promedia) 

Solidaritas.Online - Isu korupsi keuangan negara kembali mencuat dalam diskusi publik bertajuk “Pencegahan Budaya Korupsi Keuangan Negara yang Merajalela Setelah NKRI 80 Tahun Merdeka” di Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yogyakarta, Selasa (19/8/2025).

Forum ini menghadirkan ekonom senior Prof. Dr. Sri-Edi Swasono serta Ketua Lembaga Pengkajian Ekonomi Keuangan Negara (LPEKN), H.M. Sasmito Hadinagoro.

Di hadapan rektor, akademisi, dan mahasiswa, Sasmito lantang menuntut pemerintah agar menghentikan praktik yang membebani rakyat, termasuk subsidi bunga rekap untuk bank besar seperti BCA.

“Stop pemberian subsidi bunga rekap dari APBN. Itu semua berasal dari pajak rakyat yang sudah ngos-ngosan. Pemerintah harus punya political will untuk tidak lagi menghidupi bankir bandit,” tegas Sasmito.

Sorotan “BCA Gate” dan Skandal BLBI

Dalam paparannya, Sasmito menyinggung kembali kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan penjualan saham Bank Central Asia (BCA) yang menurutnya penuh kejanggalan. 

Ia menyebut kasus ini sebagai salah satu mega skandal keuangan negara terbesar sejak krisis 1998.

Berikut poin-poin kritik utama Sasmito:

1. Penjualan BCA Murah Seperti Gratis
51% saham BCA pada era Presiden Megawati hanya ditebus sekitar Rp5 triliun, padahal nilai asetnya diperkirakan mencapai Rp200 triliun.

“Nilai BCA itu lebih dari Rp200 triliun, tapi dijual hanya Rp5 triliun. Itu sama saja gratis,” ujarnya.

2. Dugaan Rekayasa Akuisisi
Ia menduga adanya rekayasa dalam proses akuisisi, termasuk peran perusahaan cangkang Farallon serta manipulasi akuntansi yang merugikan negara.

3. Kerugian Negara Mencapai Ratusan Triliun
Sasmito menilai kerugian akibat BLBI dan BCA Gate mencapai Rp200 triliun hingga Rp1.030 triliun.

4. KPK Dinilai Lalai
Ia menuding KPK tidak serius menindaklanjuti laporannya soal BLBI.

“Saya serahkan dokumen ke pimpinan KPK, tapi laporan itu diabaikan dan dianggap usang,” kata Sasmito.

5. Tantangan untuk Pemerintahan Baru
Menurutnya, pemerintahan sebelumnya hanya sekadar NATO (No Action, Talk Only). Ia mendesak Presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk tim khusus untuk mengusut skandal tersebut. Bahkan, ia menegaskan negara berhak mengambil kembali 51% saham BCA tanpa kompensasi jika terbukti ada rekayasa.

6. Siap Pimpin Satgas Anti-Mafia
Sasmito menyatakan kesiapannya memimpin Satgas Pemberantasan Mafia Keuangan Negara jika dipercaya pemerintah.

Inti Tuntutan Sasmito

Jual beli saham BCA dinilai penuh rekayasa dan merugikan negara.

Kerugian akibat BLBI bisa mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.

KPK disebut gagal menindaklanjuti laporan masyarakat.

Pemerintah diminta bertindak tegas, bukan hanya berwacana.

Negara berhak merebut kembali saham BCA jika terbukti ada korupsi.

Sasmito siap turun langsung memimpin Satgas anti-mafia keuangan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak BCA belum memberikan jawaban atas pernyataan Sasmito.

Diskusi publik ini menjadi sorotan karena kembali mengungkap mega skandal BLBI – BCA Gate yang disebut-sebut masih membebani APBN hingga saat ini. 

Publik kini menunggu langkah nyata dari Presiden Prabowo Subianto dalam menanggapi desakan tersebut.

×
Berita Terbaru Update