Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PPI AMF Tanamkan Nilai Hebat pada Santri Baru Lewat Edukasi Mental, Lingkungan, dan Literasi

16 Juli 2025 | 14:57 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-16T07:57:21Z
Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF) tanamkan nilai hebat pada santri baru melalui edukasi mental, lingkungan, dan literasi dalam kegiatan Mastasari 2025/2026. Santri diajarkan tujuh kebiasaan hebat, menjaga kesehatan mental, cinta lingkungan, dan meningkatkan literasi membaca.

Solidaritas.Online - Pondok Pesantren Internasional Abdul Malik Fadjar (PPI AMF) menanamkan nilai hebat kepada santri baru melalui edukasi mental, lingkungan, dan literasi. Pemahaman ini diberikan selama Masa Taaruf Santri (Mastasari) 2025/2026 terutama pada 15-Juli-2025 - 16-Juli-2025.

Pemateri sekaligus guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) PPI AMF, Arlinda Dewi Arini memberikan pemahaman tentang tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat.  

Topik ini diambil karena termasuk fondasi awal anak untuk mengawali karakter yang disiplin. “Dan teratur,” ucap Arlinda di PPI AMF, Kabupaten Malang, Rabu (16/7/2025).

Adapun tujuh kebiasaan tersebut antara lain bangun tidur cepat, beribadah, berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. 

Menurut Arlinda, kebiasaan tersebut penting dilakukan sekarang mengingat mereka sudah hidup di asrama. Kondisi ini tentu menjadi langkah awal pembiasaan hidup mandiri yang baik bagi santri baru. 

Dengan pemahaman tersebut, Arlinda berharap para santri baru PPI AMF dapat menjadi anak yang bisa melakukan tujuh kebiasaan ini dengan Ikhlas. 

Kemudian selalu bersyukur untuk semua kegiatan yang terkandung dalam tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Selanjutnya, mereka nantinya dapat hidup teratur dan disiplin di masa kini dan mendatang.

Selain cara menjadi anak Indonesia hebat, PPI AMF juga mengenalkan para santri baru tentang sehat mental. Topik ini penting supaya seseorang dapat mengenali diri sendiri dengan baik. 

“Oleh karena itu, dilakukan identifikasi oleh setiap santri terkait dengan sifat-sifat unik dalam dirinya, kelebihan dan kekurangan diri, hingga kekhawatiran yang dimiliki saat ini,” ungkap Guru Bimbingan Konseling (BK) PPI AMF, Sausanuz Zakiyyah Hamibawani.

Salah satu langkah krusial dalam kegiatan ini adalah proses identifikasi personal yang dilakukan secara mandiri oleh para santri. 

Mereka diajak untuk merenungi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang diri mereka terkait kekuatan diri, kelemahannya, dan hal-hal yang menjadi beban pikiran akhir-akhir ini. Proses ini dirunjukkan untuk menjadi pintu menuju pemahaman diri secara lebih mendalam.

Yang tidak kalah penting dari pemahaman diri adalah sesi refleksi individu. Pada bagian ini, para santri diajak untuk berbagi hasil pemahaman tersebut dalam kelompok kecil. Selanjutnya, mereka akan berdiskusi bersama teman sebaya ini untuk saling menyampaikan kekhawatiran masing-masing. 

Perempuan disapa Susan ini menyatakan, sesi diskusi teman sebaya bukan hanya sebagai bentuk pelepasan emosi negatif. Sesi ini juga bertujuan untuk mendapatkan perspektif baru dari sudut pandang teman sebaya. 

“Yang harapannya bisa menjadi titik terang pertama bagi masalah yang sedang dihadapi, terutama bagi mereka yang belum memiliki kesempatan mengutarakan kekhawatirannya ke seseorang yang lebih professional,” jelasnya. 

Santri diajarkan cara menjaga lingkungan dan meningkatkan kemampuan membaca

Hal yang tidak kalah menarik adalah saat santri menerima ilmu tentang cara menjaga lingkungan. Pemateri Yeni Styaningsih mengatakan, materi ini lebih dikhususkan tentang mengatasi masalah sampah plastik. “Pantaskan kita mewariskan sampah plastik untuk generasi kita di masa depan? Itu judulnya,” katanya.

Yeni menjelaskan, pemilihan topik ini sebenarnya dilatarbelakangi dengan masih banyaknya orang yang menggunakan plastik. Padahal aksi zero waste atau sejenisnya sudah didengungkan sejak lama. Situasi ini menjadi keprihatinan tersendiri apalagi penguraian plastik membutuhkan waktu hingga jutaan tahun.

Keberadaan sampah plastik juga terbukti dapat berdampak buruk pada lingkungan, baik di tanah, udara maupun air. Pada lingkungan air misalnya, sampah plastik dapat mengganggu habitat air termasuk ikan. 

“Ikan bisa memakan mikroplastik dan itu bahaya bagi masyarakat yang mengonsumsi makanan dari laut,” ucap Guru Biologi PPI AMF ini.

Yeni berharap materi ini dapat membuat santri lebih sadar dengan lingkungan sekitar. Mereka tidak hanya memahami tetapi juga dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka oleh. Hal ini terutama dalam mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan.

Di samping itu, santri juga memperoleh pengetahuan tentang cara meningkatkan kemampuan membaca. Pemateri sekaligus Guru Bahasa Indonesia PPI AMF. 

Wilda Fizriyani mengatakan, materi ini ditunjukkan agar para santri dapat mengetahui tips membaca cepat termasuk cara memahaminya. Materi ini dipilih karena kemampuan anak-anak Indonesia dalam literasi membaca sangat rendah. 

Berdasarkan data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, tingkat literasi membaca anak-anak Indonesia hanya mencapai 359 poin. 

Data ini menurun dibandingkan 2018 lalu yang mana tingkat literasinya sekitar 371 poin. Situasi ini tentu harus menjadi perhatian bagi semua pihak termasuk para pendidik. 

Menurut Wilda, diperlukan pembatasan penggunaan media sosial (medsos) agar kemampuan membaca anak-anak Indonesia lebih meningkat. 

Di PPI AMF sendiri, Wilda meyakini para santri mampu menghadapi bagian ini mengingat mereka tidak diperkenankan membawa ponsel. 

Hal terpenting nantinya mereka diberikan waktu untuk mendapatkan akses membaca buku sehingga pengetahuannya semakin meluas dan literasi membacanya meningkat. 

Materi-materi yang ditanamkan PPI AMF ternyata mendapatkan respons positif dari para santri baru. Santri PPI AMF tingkat SMA, Pramudya Amir Hakim menilai materinya sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. 

Dalam kegiatan praktik membuat proyek bersama, para santri dapat memperat dan meningkatkan keakraban dalam pertemanan. “Kemudian berguna dalam hal menjaga lingkungan dan menjadi pribadi yang baik,” jelas pria yang disapa Amir ini.

Humas PPI AMF
×
Berita Terbaru Update