Bencana pergeseran tanah di Sukatani, Purwakarta, adalah peringatan keras bagi kita semua. Sejak April 2025, Kampung Cigintung, Sukamulya, dan Pasirmunjul dilanda gerakan tanah yang menghancurkan 57 rumah dengan kondisi rusak berat, 8 rumah rusak ringan, dan 1 tempat ibadah ambruk.
Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut pemicunya adalah kombinasi curah hujan tinggi, tanah aluvium tua yang labil, dan lereng curam dengan kemiringan ekstrem.
Hingga Juni 2025, 250 warga terpaksa mengungsi, meninggalkan harta benda dan kenangan. Bahkan makam keluarga pun harus dipindahkan dengan meninggalkan luka emosional yang dalam.
Dampak bencana ini tak hanya fisik, tetapi juga psikologis. Anak-anak tak lagi bisa bermain dengan tenang, lansia hidup dalam ketakutan, dan keluarga kehilangan sumber penghidupan.
BPBD Jawa Barat dan Purwakarta telah mendirikan posko pengungsian, menyediakan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Namun, ini hanyalah solusi jangka pendek.
Wahyu Hidayat, pendiri Spirit Binokasih, mengapresiasi dan berterimakasih atas respons cepat ini, tetapi menegaskan bahwa pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat harus bersinergi untuk solusi jangka panjang. “Jika Sukatani tak lagi layak huni, relokasi adalah satu-satunya jalan. Pemerintah harus hadir dengan tindakan nyata, bukan sekadar simpati,” ujarnya.
Badan Geologi memperingatkan bahwa zona ini berisiko tinggi longsor susulan, terutama jika musim hujan berlanjut.
Data geologis menunjukkan tanah aluvium tua di Sukatani memiliki daya dukung rendah, diperparah oleh deforestasi dan kurangnya drainase.
Upaya mitigasi, seperti pembangunan saluran air di lereng, penanaman vegetasi pengikat tanah, dan pemantauan rutin, harus jadi prioritas. Pemerintah juga perlu melibatkan komunitas lokal dalam edukasi bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Warga Sukatani berhak mendapatkan kehidupan yang aman dan bermartabat. Pemerintah tidak boleh menutup mata atas fakta bahwa 80% wilayah ini rawan bencana.
Relokasi ke lokasi aman, pembangunan infrastruktur tahan bencana, dan rehabilitasi lingkungan adalah langkah yang tak bisa ditunda.
Wahyu Hidayat menyerukan, “Setiap upaya penanggulangan adalah langkah menuju harapan. Pemerintah harus bergerak cepat, transparan, dan kolaboratif.” Saatnya bertindak untuk selamatkan Sukatani dari ancaman dan dampak bencana! Jangan biarkan Sukatani tenggelam dalam duka berkepanjangan.
(Why)