Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

 


Indeks Berita

Isu Yang Lagi Ramai di Dunia Pendakian: Baca Selengkapnya

03 Juni 2025 | 10:24 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-04T12:24:18Z
Foto: Gunung sangar, trek menuju puncak mega /Solidaritas.online

solidaritas.Online - Belakangan ini, dunia pendakian kembali dihebohkan oleh isu yang menyentuh sisi sensitif dari kebersamaan dan keadilan: cerita para pendaki mandiri yang merasa “terusir” dari area camp di gunung-gunung populer.

Bukan tanpa alasan semakin sering terdengar keluhan soal penyelenggara open trip yang datang lebih dulu, lalu langsung mematok tempat, bahkan secara sepihak “membooking” area camp untuk rombongannya.

Hasilnya? Para pendaki lain, khususnya yang datang secara mandiri, kesulitan mendapatkan ruang untuk mendirikan tenda.

Ini bukan sekadar soal siapa datang lebih dulu atau siapa bawa rombongan lebih besar. Ini menyentuh isu yang lebih dalam: etika dalam pendakian, keadilan dalam mengakses ruang alam, dan tanggung jawab bersama terhadap ekosistem gunung termasuk satwa liar yang juga punya hak hidup di sana.

Fenomena semacam ini mencerminkan cara pikir yang keliru: seolah gunung bisa dipesan seperti villa atau tempat wisata eksklusif.

Padahal, pendakian adalah pengalaman berbagi berbagi ruang, waktu, bahkan kesadaran. Setiap pendaki, baik yang datang sendiri maupun dalam rombongan, memiliki hak yang sama untuk menikmati alam. Dan setiap orang pula punya kewajiban yang setara untuk menjaganya.

Open trip tentu bukan hal yang salah. Ia membuka kesempatan bagi banyak orang untuk merasakan keindahan alam bersama pemandu yang berpengalaman.

Namun, ketika praktik open trip mulai melahirkan monopoli ruang, menyingkirkan pendaki lain, dan mengganggu ruang hidup satwa liar, maka kita semua patut bertanya ulang: untuk apa sebenarnya kita mendaki?

Pendakian bukan ajang untuk mendominasi. Ia adalah ruang belajar tentang hidup selaras dengan alam dan sesama. Jangan biarkan gunung menjadi tempat berebut ego. Jadikan ia ruang berbagi, saling menghargai, dan menjaga bersama.

Mari mendaki dengan adab, bukan arogansi.


×
Berita Terbaru Update