![]() |
Momen Foto bersama dengan Bupati Purwakarta Om Zen. |
Solidaritas.Online - Alun-Alun Kota Bogor akan menjadi saksi Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke-153, sebuah perhelatan akbar yang mengundang keluarga besar dzurriyah kesultanan dan kerajaan se-Nusantara, tokoh nasional, dan masyarakat luas, pada 13 Juli 2025.
Momentum ini disampaikan dalam pertemuan bersejarah di Gedong Nagara Purwakarta, di mana Bupati Saepul Bahri Binzein (Om Zein) menerima kunjungan empat keluarga keturunan leluhur Purwakarta: Dalem Sholawat, Dalem Santri, Syekh Baing Yusuf, dan Tubagus Ahmad Bakri (Mama Sempur Plered).
Mereka adalah pewaris Trah Kerajaan Sunda Pajajaran dan Sunan Gunung Jati, yang memiliki ikatan nasab hingga ke Prabu Siliwangi dan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Pertemuan ini bukan hanya silaturahmi, tetapi panggilan jiwa untuk merajut kembali tali persaudaraan yang terjalin dalam sejarah panjang Nusantara. Dalem Santri (R.A.A. Surianata), kakak Dalem Sholawat adalah Bupati Karawang periode 1820–1827 (atau hingga 1829 menurut beberapa sumber).
Ia yang memindahkan ibu kota Kabupaten Karawang dari Bunut, Kertajaya, Karawang ke Wanayasa pada tahun 1821.
Dalem Sholawat (R.A.A. Suriawinata) adalah bupati yang memindahkan ibu kota dari Wanayasa ke Sindangkasih pada tahun 1830 dan menetapkan nama Purwakarta, dengan usulan nama dari R. Purbasari. Syekh Baing Yusuf, ulama besar, dan Mama Sempur, penyebar syiar Islam, melengkapi mozaik perjuangan leluhur yang mengajarkan nilai keimanan, keberanian, dan persatuan.
Kehadiran mereka dalam satu ruang di Gedong Nagara mengingatkan kita bahwa sejarah adalah guru yang mengajarkan makna kebersamaan.
Aa Komara Cakradiparta, aktivis kesejarahan, menyerukan kepada masyarakat Purwakarta, Jawa Barat, dan seluruh Indonesia untuk turut hadir dalam Haul Kanjeng Dalem Sholawat.
“Mari kita hormati PURWADAKSI dengan memperkuat persaudaraan bangsa melalui sejarah. Haul ini adalah momen untuk mengenang jasa para pendahulu dan memperkokoh identitas kita,” ujarnya, Kamis (26/6).
Sementara Wahyu Hidayat dari Spirit Binokasih menekankan, “Warisan sejarah adalah aset berharga. Dengan menghargainya, kita membuka peluang untuk membangun karakter masyarakat, pengembangan wisata, dan ekonomi yang kuat,” pungkasnya.
Om Zein, dalam sambutannya, menyampaikan rasa hormat atas kehadiran keluarga leluhur. “Dalem Sholawat dan para perintis adalah tokoh spiritual dan pemimpin yang membangun peradaban Purwakarta. Nilai-nilai luhur mereka harus kita teladani untuk membangun masa depan yang lebih baik,” katanya, sembari berbagi visi dalam menangani tantangan kemasyarakatan.
Haul Kanjeng Dalem Sholawat bukan sekadar peringatan, tetapi panggilan untuk bangsa ini bersatu dalam kebhinekaan.
Mari kita hadiri momentum ini, bukan hanya untuk mengenang, tetapi untuk membangun masa depan yang berpijak pada akar sejarah yang kokoh. Purwakarta, Bogor, dan Nusantara adalah saudara kandung, dipersatukan oleh perjuangan leluhur.
(Why)