![]() |
"Wakil rakyat seharusnya menjadi cerminan suara rakyat, bukan hidup dalam kemewahan di atas penderitaan rakyat."(foto: Partai Buruh dan FSPMI di depan gedung DPR-MPR) |
Solidaritas.Online - Wakil rakyat seharusnya menjadi suara rakyat. Mereka dipilih untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan menghina atau menertawakan penderitaan rakyat.
Namun, realitas hari ini yang sedang ramai sering kali berbanding terbalik: ketika rakyat lapar dan hidup susah, wakil rakyat justru berjoget dan bersenang-senang dengan kehidupan mewahnya.
Padahal, seorang wakil rakyat sudah seharusnya merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Jika rakyat lapar, wakil rakyatlah yang seharusnya lebih dulu merasakan lapar itu.
Jika rakyat hidup penuh kesulitan, wakil rakyat semestinya menjadi orang pertama yang turut merasakan getirnya kesusahan.
Bila rakyat tidur hanya beralaskan tikar, maka wakil rakyat pun harus siap tidur di atas tikar. Bila rakyat harus berdesakan di kendaraan umum, maka wakil rakyat juga patut merasakan hal yang sama.
Menjadi wakil rakyat berarti siap hidup lebih sederhana, bahkan lebih menderita, demi memahami betul kehidupan yang diwakilinya.
Ini bukan sekadar soal jabatan, melainkan soal tanggung jawab moral. Bagaimana seorang wakil rakyat bisa memiliki empati jika ia tak pernah menyentuh kesulitan rakyatnya?
Bagaimana ia bisa peduli jika hidupnya selalu bergelimang kemewahan, fasilitas lengkap, dan segala kemudahan?
Maka, ini harus menjadi bahan evaluasi bagi kita semua. Saat memilih wakil rakyat, pastikan mereka benar-benar memiliki kesadaran, empati, dan kepedulian penuh.
Wakil rakyat bukanlah kaum borjuis yang hanya bisa tertawa di atas penderitaan rakyat, melainkan cerminan dari suara dan derita rakyat.
Fenomena demonstrasi yang ramai belakangan ini adalah bukti nyata bahwa rakyat sedang meluapkan kekecewaan dan kemarahan. Mereka menuntut keadilan, mereka ingin didengar.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga, baik bagi rakyat maupun pemerintah. Agar Indonesia ke depan bisa lebih baik, dengan wakil rakyat yang benar-benar mewakili—bukan sekadar menikmati.