![]() |
Proyek rehabilitasi irigasi Way Bumi Agung di Lampung Utara dipertanyakan publik. Diduga tidak transparan, hanya sampai BBA18 dari total 41 titik. Ketua GP3A angkat suara. |
Solidaritas.Online - Proyek rehabilitasi daerah irigasi Way Bumi Agung di Kabupaten Lampung Utara menuai sorotan tajam dari masyarakat.
Pasalnya, pelaksanaan proyek yang terletak di wilayah Kecamatan Abung Barat dan Kecamatan Sungkai Jaya itu terkesan tertutup baik kepada warga maupun media.
Irigasi tersebut merupakan proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air bagi sektor pertanian.
Proyek ini juga mendukung program ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu prioritas utama Presiden Republik Indonesia.
Salah satu program yang dijalankan melalui proyek ini adalah P3-TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) yang berbasis pada peran serta masyarakat.
Namun, menurut keterangan Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), Sarwani, proyek ini justru menyisakan tanda tanya besar.
“Sesuai peta dan data yang saya punya, titik irigasi Way Bumi Agung dari BBA 1 sampai BBA 41. Tapi kenyataannya di lapangan hanya sampai BBA 18. Hal ini sudah saya pertanyakan langsung ke pihak Balai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, Bandar Lampung, namun tidak ada tanggapan, baik dari Humas maupun Pelteknya. Terkesan ditutup-tutupi,” ujar Sarwani saat ditemui awak media Solidaritas di kediamannya.
Upaya konfirmasi pun dilakukan oleh tim media ke pihak Balai Besar Wilayah Sungai di Bandar Lampung melalui sambungan telepon.
Namun, tidak ada satu pun petugas yang bersedia memberikan keterangan resmi, menambah kecurigaan publik mengenai transparansi proyek tersebut.
Sikap tertutup dari pihak terkait ini menimbulkan pertanyaan besar: Ada apa dengan proyek irigasi Way Bumi Agung?
Publik berharap ada klarifikasi dan keterbukaan informasi agar pelaksanaan proyek dapat diawasi secara optimal dan tepat sasaran.
(Yosef)