Solidaritas.Online - Gerakan Poros Muda Cendikiawan Muslim Indonesia menyatakan dukungan penuh kepada Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), untuk melanjutkan kepemimpinannya sesuai amanah Muktamar.
Pernyataan ini sekaligus berisi penolakan terhadap keputusan rapat Syuriyah yang dipimpin Rais Aam dan dikabarkan menghasilkan upaya pemberhentian kepengurusan PBNU.
Koordinator Nasional Gerakan Poros Muda Cendikiawan Muslim Indonesia, Novan Ermawan, menegaskan bahwa keputusan rapat Syuriyah tersebut dianggap tidak sah dan tidak sesuai dengan mekanisme organisasi PBNU yang diatur melalui AD/ART.
“Kami menolak secara tegas keputusan rapat Syuriyah tersebut. Proses yang dilakukan tidak konstitusional dan berpotensi memecah belah warga Nahdliyin. Gus Yahya tetap Ketua Umum PBNU yang sah hasil Muktamar dan wajib menjalankan amanah hingga akhir masa jabatan,” tegas Novan di Jakarta.
Menurut Novan, kepemimpinan Gus Yahya telah menunjukkan capaian signifikan, antara lain profesionalisasi tata kelola organisasi, penguatan peran PBNU di tingkat nasional dan internasional, serta menjaga independensi NU dari kepentingan politik praktis.
“Kami menilai upaya pemberhentian melalui keputusan sepihak mencoreng marwah organisasi dan melemahkan persatuan umat. PBNU harus menjadi rumah besar warga Nahdliyin, bukan arena konflik kekuasaan,” lanjutnya.
Gerakan Poros Muda Cendikiawan Muslim Indonesia juga mengajak seluruh kader, pengurus wilayah, cabang, badan otonom, lembaga, pesantren, dan warga Nahdliyin untuk tetap tenang serta tidak mudah terprovokasi.
“Kami menyerukan persatuan dan mengawal organisasi agar tetap berdiri independen. Jangan sampai PBNU tergiring menjadi alat kepentingan jangka pendek,” tutup Novan.
Gerakan Poros Muda menegaskan bahwa dukungan terhadap Gus Yahya merupakan bagian dari komitmen moral untuk menjaga keberlangsungan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Kontak Informasi
Gerakan Poros Muda Cendikiawan Muslim Indonesia
Novan Ermawan — Koordinator Nasional
📞 0822-3535-0909
(Yosef)
