![]() |
hasil analisis perubahan morfologi Gunung Merapi dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan 2 hingga Selasa (23/9). Sumber Foto: BPPTKG |
Solidaritas.Online - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi dalam sepekan terakhir meningkat signifikan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, sepanjang 19–25 September 2025, Merapi memuntahkan guguran lava sebanyak 88 kali dengan jarak luncuran mencapai 2.000 meter.
Dari hasil pemantauan instrumen, guguran lava terbagi ke beberapa arah: lima kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 m, 37 kali ke hulu Kali Krasak sejauh 2.000 m, dan 46 kali ke hulu Kali Sat/Putih dengan jarak sama.
Analisis morfologi dari kamera pemantau di Ngepos dan Babadan2 menunjukkan adanya sedikit perubahan pada Kubah Barat Daya, akibat pertambahan volume dan aktivitas guguran lava.
Sementara itu, Kubah Tengah relatif stabil tanpa perubahan morfologi. Berdasarkan foto udara 25 Agustus 2025, volume Kubah Barat Daya tercatat 4.179.900 m³, sedangkan Kubah Tengah 2.368.800 m³.
Aktivitas Kegempaan Meningkat Dibanding Minggu Lalu
Data kegempaan terbaru mengindikasikan dinamika internal Merapi yang semakin intens. BPPTKG melaporkan adanya 81 gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 644 gempa Fase Banyak (MP), 520 gempa Guguran (RF), dan 9 gempa Tektonik (TT). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya.
Meski begitu, pemantauan deformasi melalui EDM dan GPS masih menunjukkan kondisi relatif stabil.
Perubahan jarak pengukuran dari titik tetap ke reflektor dinilai sangat kecil dan tidak signifikan.
Merapi Masih Erupsi Efusif, Status Tetap Siaga Level III
Hasil pengamatan visual dan instrumental menyimpulkan, aktivitas vulkanik Merapi masih tergolong tinggi.
Saat ini, Merapi masih mengalami erupsi efusif, yakni keluarnya magma perlahan dalam bentuk lava dan guguran.
Status aktivitas gunung tetap berada di Siaga (Level III). Pasokan magma ke tubuh gunung diperkirakan masih berlangsung, sehingga berpotensi memicu awan panas guguran di area zona bahaya.
Potensi bahaya meliputi:
Sektor selatan–barat daya: Sungai Boyong hingga 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km.
Sektor tenggara: Sungai Woro hingga 3 km, Sungai Gendol hingga 5 km.
Jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik dapat terlontar hingga 3 km dari puncak.
Rekomendasi Mitigasi dan Kesiapsiagaan
BPPTKG merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten terus memperkuat langkah mitigasi. Upaya yang disarankan mencakup peningkatan kapasitas masyarakat, kesiapsiagaan, serta penyediaan sarana dan prasarana evakuasi.
Masyarakat diimbau:
Tidak beraktivitas di zona potensi bahaya.
Waspada terhadap awan panas guguran (APG) dan lahar hujan.
Mengantisipasi dampak abu vulkanik terhadap kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
BNPB, BPPTKG, dan BPBD daerah terdampak juga memastikan kesiapan jalur evakuasi, pengungsian, logistik, masker, serta penguatan sistem peringatan dini.
Informasi resmi terkait kondisi Merapi dapat dipantau melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat atau kanal resmi BNPB, BPPTKG, dan BPBD.