Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Purwakarta Salah Satu Kabupaten yang Memiliki Oase di Pusat Kota

01 Juli 2025 | 14:50 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-01T10:25:29Z
Foto: di pertigaan patung badak di luar situ buled, bila kita berdiri depan patung badak mengarah ke sebelah kiri tidak jauh akan menemukan Hotel greand situ buled. 

Solidaritas.Online - Terletak di antara Bandung dan Karawang, sebuah kota kecil ini menyimpan daya tarik khas yang membedakannya dari kota-kota tetangganya. 

Purwakarta, demikian namanya, dikenal dengan karakternya yang unik dan atmosfer yang tenang jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota besar. 

Namun, yang paling mencuri perhatian adalah keberadaan sebuah danau yang terletak tepat di jantung kota pemandangan langka yang jarang dijumpai di kota-kota lain.

Danau ini dikenal sebagai Situ Buleud, yang memiliki sejarah panjang sejak masa pemerintahan Bupati R.A.A Suriawinata pada tahun 1830–1831. 

Pada masa Sastraadhiningrat I (Dalem Sepuh) yang memimpin antara tahun 1854–1863, pembangunan jalan dalam kota mulai mendapat perhatian serius. 

Dalam rangka memperindah kota, danau yang terletak di tengah kota ini kemudian diperbaiki dan diperluas. Di sekelilingnya ditanami pohon-pohon asam (Tamarindus indica Linn.) buah dari jerih payah seseorang bernama Singakiria (Singakarta) asal Galuh, Ciamis.

Seiring waktu, keberadaan pohon asam semakin berkurang, sebagian besar telah ditebang dan digantikan oleh pohon-pohon lain seperti mahoni (Swietenia mahagoni). Namun nilai historis dan keindahan kawasan ini tetap terjaga.

Dulu Situ Buleud dikenal sebagai kolam bundar yang menjadi ikon lokal masyarakat Purwakarta. Namun waktu terus berjalan. 

Di bawah kepemimpinan Bupati Kang Dedi Mulyadi, Situ Buleud mengalami transformasi besar-besaran. Kawasan ini bukan hanya dipercantik, tapi juga diubah menjadi salah satu ruang publik paling ikonik di Jawa Barat: Taman Air Mancur Sri Baduga.

Di tangan Kang Dedi, Situ Buleud disulap menjadi taman air mancur terbesar di Asia Tenggara. Nama “Sri Baduga” diambil dari nama raja besar Kerajaan Pajajaran, sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya Sunda.

Kini, Situ Buleud dikelilingi pepohonan rindang dan jalur pejalan kaki yang tertata rapi, menjadikannya tempat favorit warga untuk berolahraga, bersantai, atau sekadar menikmati suasana. Fasilitas pendukung pun tersedia lengkap: mulai dari tempat duduk, lampu taman, hingga panggung kesenian.

Setiap akhir pekan atau pada momen-momen tertentu, kawasan ini menyuguhkan pertunjukan spektakuler berupa air mancur menari yang berpadu dengan permainan cahaya warna-warni dan musik yang memukau.

Lebih dari sekadar destinasi wisata, Taman Air Mancur Sri Baduga telah menjelma menjadi ruang publik yang inklusif bagi semua kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua. 

Berbagai kegiatan budaya, festival, hingga senam massal kerap digelar di sini, menjadikannya sebagai pusat interaksi sosial dan kebanggaan masyarakat Purwakarta.

×
Berita Terbaru Update